Bersama

Bersama

Senin, 12 Januari 2015

Origami

Diposting oleh Unknown di 16.57 0 komentar


Hidup ini seperti melipat kertas origami yang beraneka warna. Kertas hanyalah hal yang sederhana, namun hal yang sederhana bila diperlakukan dengan baik dan penuh cinta akan menjadi hal yang istimewa dalam hidup. Namun sebaliknya, kertas hanyanya kertas biasa yang kosong dan tak bernilai jika kita membiarkannya.

Setelah sekian lama tertidur dalam kesia-sian, saat ini aku berusaha bangun dan mulai meluruskan lembaran-lembaran hidupku yang telah lama kusut, perlahan melipatnya kembali menjadi bagian yang mempunyai makna.

Tak mudah memang merapikan lembaran2 rasa yang sudah terlanjur kusut karena kuatnya genggamanmu dulu. Genggaman yang tak bertanggungjawab. Melepas tanpa ada kata selamat tinggal, kemudian hadir lagi tanpa ada salam permisi. Who do you think you are? Untuk kali ini saja, kumohon tolong kesampingkan egomu…teruslah berjalan kedepan, jangan hiraukan aku dibelakangmu. Aku memang sengaja memelankan langkahku untuk melihatmu perlahan menghilang disapu jarak.

Aku sadar sesadar sadarnya, bahwa rasamu adalah rasamu dan rasaku adalah rasaku. Kamu ataupun aku bahkan tak berhak untuk saling memaksa.

Tanpa bermaksud menyalahkanmu atau siapapun atas apa yang telah terjadi dalam hidupku dan atas apa yang membuatku lelah untuk berlari mencapai tujuanku, aku memaafkan. Semoga hilang bebanku karena aku yakin Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.

“kamu” aku tak mau mencampuri rasamu lagi !!

Minggu, 13 Juli 2014

Diposting oleh Unknown di 10.20 0 komentar

Begitu sering pertanyaan itu dilontarkan kepadaku dan aku selalu menjawab dengan jawaban klasik “Aku belum menemukan dan masih mencari”. Namun kali ini batinku tersentak setelah ada seorang sahabatku yang membalas jawabanku “Bagaimana km bisa menemukan apa yang km cari sedang km tidak tau seperti apa yang km cari!!”
Iya, benar katamu…Aku seperti kapal kecil di tengah lautan yang maha luas yang tak tau arah dan tujuan. Ku pikir berbekal semangat saja cukup bagiku mengarungi lautan ini, tp nyatanya aku hanya terombang ambing dipermainkan ombak. Kapal kecilku ini nyaris tenggelam.
Dan aku mengerti sekarang, Tuhan telah menyiapkan jodoh yang selalu menyebut namaku dalam setiap doanya :D Yang selama ini ku abaikan persaannya hanya demi egoku untuk bersama orang yang selalu ku sebut dalam doaku. Yang bahkan dia tak bisa bersamaku.
Tak ada seorangpun yang sempurna di dunia ini. Namun dengan mw menerima pasangan kita apa adanya adalah satu langkah mendekati sempurna. Tak perlu menuntut yang terbaik dr pasangan kita, karena dengan menjadikan diri kita yang terbaik untuk pasangan kita adalah kebahagiaan yang tak terperi. Mengertikah kamu kalau mencintai itu terkadang tak mudah? Tp apalah arti berjuang tanpa suatu pengorbanan? Dan aku bersedia memperjuangkan itu. . .
Terima kasih telah bersedia menahkodai kapalku. Sekarang aku tau harus kemana berlayar. Aku tak takut lagi menghadapi deburan ombak di lautan kehidupan ini.
Aku pasrahkan dan sandarkan segala urusanku padamu Ya Allah.
Ya Allah ridhoi ketulusan hati kami
Permudah jalan kami menuju rahmatmu. . .

Perkaya jiwa kami dengan kasih sayang. . .

Sabtu, 12 Juli 2014

Diposting oleh Unknown di 19.39 0 komentar
Melihat hidup orang lain begitu bahagia dan mudah jodoh maupun rizkinya tak jarang menumbuhkan tunas2 iri dalam jiwa manusia. Sebagian orang mampu meredam dan menahan rasa irinya di depan orang lain, namun sebagian yang lain belum tentu bisa melakukannya. Lantas kita termasuk golongan yang mana?
Sahabatku, kita tak perlu bersikap terlalu frontal menilai adil/tidaknya hidup ini. Tak ada satupun manusia yang sempurna di dunia ini. Maka bersikap bijak adalah cara terbaik menyayangi diri sendiri. Kelebihan orang lain adalah lembaran pengalaman yang harus kita baca dan pelajari sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik. Sedang kekurangan orang lain adalah ladang kita untuk beramal. Dengan tidak merendahkan, menghina dan membicarakan keburukannya insyaallah akan menjadi tambahan amal kita di dunia.
Dan ketika apa yang kita upayakan tidak membuahkan hasil seperti yang inginkan tetaplah  berbaik sangka kepada Allah. Karena Allah adalah menurut sangkaan hambanya.

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : Allah swt. berfirman : "Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya ketika ia mengingatKu. Jika ia mengingatKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia mengingatKu dalam kelompok, Aku  akan mengingatinya dalam kelompok yang lebih baik darinya. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepadaKu sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil". (Hadits ditakhrij oleh At Turmidzi).

Jalan Allah itu begitu indah pada waktunya. Allah tidak memberi apa yang kita harapkan tapi Allah memberi yang kita perlukan. Kadang kita merasa sedih, kecewa dan terluka…tapi jauh di atas segalanya Allah sedang merajut yang terbaik untuk kita. Amin

Mungkin saat ini kita hanyalah ulat berbulu yang menjadi cibiran dan diremehkan banyak orang, namun suatu saat melalui sebuah proses yang telah alam rangkai ulat tersebut akan menjadi kupu-kupu yang indah :D. Jalani saja…lewati prosesnya dengan sabar, tekun, penuh ikhtiar baik itu doa dan usaha.

Kamis, 26 Juni 2014

Diposting oleh Unknown di 08.16 0 komentar
Girls...sorry bgt klo aku suka nge BT in
Really miss this moment : )

Tuhan...aku percaya

Diposting oleh Unknown di 07.44 0 komentar
Mungkin semua orang memiliki rasa sabar, meski terkadang sabar timbul dari rasa keterpaksaan menghadapi keadaan yang sedang menghimpit. Tapi tidak dengan keikhlasan. Ikhlas adalah rasa menerima, tabah, dan rela tanpa rasa keterpaksaan. Yang pada kenyataannya begitu sulit untuk dijalani.

Rasanya tak mungkin memaksa untuk tetap tinggal…Setiap orang mempunyai tujuannya masing-masing. Mengikhlaskan mereka yang pergi dan menyambut mereka yang ikhlas menjadikan kita sebagai tujuannya. Perempuan harus bisa membalut lukanya sendiri, menyembuhkannya lantas tersenyum dan membuat orang lain tersenyum :) Tak usah pedulikan ribuan duri yang menancap, tak usah menghitung berapa sisa kekuatanmu di dunia ini...Inilah pentingnya belajar  tidak peduli!

Ya Allah Engkau yang Maha kaya, Yang Maha memiliki segala sesuatu di dunia ini. Engkau yang memberi, Engkau juga yang berhak mengambilnya kembali. Maka berkahilah apa yang aku miliki saat ini.

And today . . .
I learn to appreciate your effort
Many things that you sacrifice for me
Whether your times and your energies
Always be my side in all conditions
Trying to understand my desire although I really hard to be understand
You have to know… I will .. I will learn to………………………

Tuhan…aku percaya apapun rencanamu itu pasti yang terbaik.


Jumat, 20 Juni 2014

Andai waktu berhenti di detik ini

Diposting oleh Unknown di 21.29 0 komentar
Akhirnya penantian panjang itu menemui ujungnya. Setelah sekian lama timbul tenggelam di samudra perasaan yang tak bertepi. Menuai rindu yang tak berkesudahan, tersangkut dalam ranting penantianku. Ahh…ini hanya sekedar ketidakwarasanku saja menjalani hidup. Namun rasa itu masih tetap sama seperti dulu, tak pernah berubah.  Aku bahagia, bahagia pernah mengenalmu sebagai temanku, sahabatku, kesayanganku J

Akhirnya…
Terimakasih telah sudi merangkul rinduku begitu erat..
Meramaikan suasana hati yang telah sekian lama sepi..

Tik tok tik tok
*Bingung meh nulis opo L
Yang jelas aku merasa menjadi teman yang paling bodoh. Aku tak tau apapun yang terjadi denganmu belakangan ini. Maaf jika harus berbisik lirih... "Semoga km bahagia dan sehat selalu"


Andai waktu berhenti di detik ini


Senin, 25 November 2013

Happy teacher's day

Diposting oleh Unknown di 07.57 0 komentar
Tetap ada sebuah pengharapan di balik semua keterbatasan diri. Ini yang telah lama saya yakini dan akan coba saya buktikan suatu saat nanti. Berhenti mengutuk ketidakberdayaan diri dan mencoba membangun mimpi. Mimpi yang sebenarnya telah di tiupkan semesta kepada kita. Tinggal bagaimana kita menerjemahkan tanda tanda yang Tuhan berikan sebagai garis hidup kita.
Menjadi guru bukanlah cita-cita saya. Yang ada di pikiran saya tentang profesi guru adalah profesi yang gajinya sedikit dan harus berjuang dengan sangat lama untuk mendapatkan kesejahteraan. Terlebih lagi di masa-masa pertama saya mengajar saya bekerja di sekolah yang kurang baik dari segi input siswa maupun fasilitasnya. Sering pula di sebut sekolah anak buangan. Kenapa begitu? Karena biasanya anak-anak yang nakal atau bodoh tidak diterima di sekolah negri atau sekolah yang baik, mereka memilih sekolah “ini” sebagai alternative terakhir. Bisa di bayangkan betapa stress nya saya waktu itu.
Namun ada hal yang membuka pikiran serta hatiku saat ini. Selama perjalanan dari rumah ke sekolah secara tidak sengaja  saya sering sekali bertemu dengan bapak cacat yang mengandalkan kursi rodanya untuk tetap beraktifitas. Terkadang saya jumpai beliau sendiri mengayuh kursi roda dengan tangannya. Terkadang pula terlihat beliau sedang mengantarkan putranya yang masih kanak-kanak ke sekolah, iya…tentu saja dengan kursi roda. Tapi beliau begitu bersemangat mengantarkan putranya bersekolah. Yang lebih membuat hati saya trenyuh adalah ketika melihat bapak cacat tersebut sedang bersama istrinya yang ternyata juga seorang penyandang cacat. Mereka berdua bahu-membahu bergantian mengayuh kursi rodanya.
Lantas apa yang saya dapatkan dari kejadian tersebut? Dan apa pula hubungan dengan profesi saya sebagai guru? Tentu saja semua ada korelasinya. Saya malu ketika saya terus mengeluhkan keadaan saya. Betapa lebih beruntungnya saya di bandingkan dengan bapak cacat itu. Namun kegigihan dan upayanya menyekolahkan anaknya sungguh luar biasa. Dan saya sebagai guru harus bisa mengajar anak-anak yang telah di amahkan para orang tua dengan sebaik-baiknya. Karena di pundak anak-anak tersebut doa dan harapan orang tua di gantungkan.
 Saya banyak belajar dari bapak cacat untuk selalu positif menjalani hidup. Tidak penting apa yang kita dapatkan, tapi apa yang sudah kita berikan untuk orang lain. Meskipun mereka anak-anak yang tergolong disabilities tp saya yakin mereka akan menjadi lebih baik apabila mendapat pendidikan yang terbaik pula.
Akhirnya…mimpi saya saat ini adalah memotivasi anak-anak didik saya untuk terus belajar dan menghargai sesamanya.  Seperti apapun kekurangan mereka itu adalah ladang ibadah bagi saya ketika saya mampu terus mengajari mereka dengan penuh sabar dan kasih sayang…..
HAPPY TEACHER’S DAY  J

Semoga setiap tetesan keringat menjadi amal ibadah kita sebagai seorang pendidik. Amiiinn… Always do the best ……….

Senin, 12 Januari 2015

Origami

Diposting oleh Unknown di 16.57 0 komentar


Hidup ini seperti melipat kertas origami yang beraneka warna. Kertas hanyalah hal yang sederhana, namun hal yang sederhana bila diperlakukan dengan baik dan penuh cinta akan menjadi hal yang istimewa dalam hidup. Namun sebaliknya, kertas hanyanya kertas biasa yang kosong dan tak bernilai jika kita membiarkannya.

Setelah sekian lama tertidur dalam kesia-sian, saat ini aku berusaha bangun dan mulai meluruskan lembaran-lembaran hidupku yang telah lama kusut, perlahan melipatnya kembali menjadi bagian yang mempunyai makna.

Tak mudah memang merapikan lembaran2 rasa yang sudah terlanjur kusut karena kuatnya genggamanmu dulu. Genggaman yang tak bertanggungjawab. Melepas tanpa ada kata selamat tinggal, kemudian hadir lagi tanpa ada salam permisi. Who do you think you are? Untuk kali ini saja, kumohon tolong kesampingkan egomu…teruslah berjalan kedepan, jangan hiraukan aku dibelakangmu. Aku memang sengaja memelankan langkahku untuk melihatmu perlahan menghilang disapu jarak.

Aku sadar sesadar sadarnya, bahwa rasamu adalah rasamu dan rasaku adalah rasaku. Kamu ataupun aku bahkan tak berhak untuk saling memaksa.

Tanpa bermaksud menyalahkanmu atau siapapun atas apa yang telah terjadi dalam hidupku dan atas apa yang membuatku lelah untuk berlari mencapai tujuanku, aku memaafkan. Semoga hilang bebanku karena aku yakin Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.

“kamu” aku tak mau mencampuri rasamu lagi !!

Minggu, 13 Juli 2014

Diposting oleh Unknown di 10.20 0 komentar

Begitu sering pertanyaan itu dilontarkan kepadaku dan aku selalu menjawab dengan jawaban klasik “Aku belum menemukan dan masih mencari”. Namun kali ini batinku tersentak setelah ada seorang sahabatku yang membalas jawabanku “Bagaimana km bisa menemukan apa yang km cari sedang km tidak tau seperti apa yang km cari!!”
Iya, benar katamu…Aku seperti kapal kecil di tengah lautan yang maha luas yang tak tau arah dan tujuan. Ku pikir berbekal semangat saja cukup bagiku mengarungi lautan ini, tp nyatanya aku hanya terombang ambing dipermainkan ombak. Kapal kecilku ini nyaris tenggelam.
Dan aku mengerti sekarang, Tuhan telah menyiapkan jodoh yang selalu menyebut namaku dalam setiap doanya :D Yang selama ini ku abaikan persaannya hanya demi egoku untuk bersama orang yang selalu ku sebut dalam doaku. Yang bahkan dia tak bisa bersamaku.
Tak ada seorangpun yang sempurna di dunia ini. Namun dengan mw menerima pasangan kita apa adanya adalah satu langkah mendekati sempurna. Tak perlu menuntut yang terbaik dr pasangan kita, karena dengan menjadikan diri kita yang terbaik untuk pasangan kita adalah kebahagiaan yang tak terperi. Mengertikah kamu kalau mencintai itu terkadang tak mudah? Tp apalah arti berjuang tanpa suatu pengorbanan? Dan aku bersedia memperjuangkan itu. . .
Terima kasih telah bersedia menahkodai kapalku. Sekarang aku tau harus kemana berlayar. Aku tak takut lagi menghadapi deburan ombak di lautan kehidupan ini.
Aku pasrahkan dan sandarkan segala urusanku padamu Ya Allah.
Ya Allah ridhoi ketulusan hati kami
Permudah jalan kami menuju rahmatmu. . .

Perkaya jiwa kami dengan kasih sayang. . .

Sabtu, 12 Juli 2014

Diposting oleh Unknown di 19.39 0 komentar
Melihat hidup orang lain begitu bahagia dan mudah jodoh maupun rizkinya tak jarang menumbuhkan tunas2 iri dalam jiwa manusia. Sebagian orang mampu meredam dan menahan rasa irinya di depan orang lain, namun sebagian yang lain belum tentu bisa melakukannya. Lantas kita termasuk golongan yang mana?
Sahabatku, kita tak perlu bersikap terlalu frontal menilai adil/tidaknya hidup ini. Tak ada satupun manusia yang sempurna di dunia ini. Maka bersikap bijak adalah cara terbaik menyayangi diri sendiri. Kelebihan orang lain adalah lembaran pengalaman yang harus kita baca dan pelajari sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik. Sedang kekurangan orang lain adalah ladang kita untuk beramal. Dengan tidak merendahkan, menghina dan membicarakan keburukannya insyaallah akan menjadi tambahan amal kita di dunia.
Dan ketika apa yang kita upayakan tidak membuahkan hasil seperti yang inginkan tetaplah  berbaik sangka kepada Allah. Karena Allah adalah menurut sangkaan hambanya.

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : Allah swt. berfirman : "Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya ketika ia mengingatKu. Jika ia mengingatKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia mengingatKu dalam kelompok, Aku  akan mengingatinya dalam kelompok yang lebih baik darinya. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepadaKu sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil". (Hadits ditakhrij oleh At Turmidzi).

Jalan Allah itu begitu indah pada waktunya. Allah tidak memberi apa yang kita harapkan tapi Allah memberi yang kita perlukan. Kadang kita merasa sedih, kecewa dan terluka…tapi jauh di atas segalanya Allah sedang merajut yang terbaik untuk kita. Amin

Mungkin saat ini kita hanyalah ulat berbulu yang menjadi cibiran dan diremehkan banyak orang, namun suatu saat melalui sebuah proses yang telah alam rangkai ulat tersebut akan menjadi kupu-kupu yang indah :D. Jalani saja…lewati prosesnya dengan sabar, tekun, penuh ikhtiar baik itu doa dan usaha.

Kamis, 26 Juni 2014

Diposting oleh Unknown di 08.16 0 komentar
Girls...sorry bgt klo aku suka nge BT in
Really miss this moment : )

Tuhan...aku percaya

Diposting oleh Unknown di 07.44 0 komentar
Mungkin semua orang memiliki rasa sabar, meski terkadang sabar timbul dari rasa keterpaksaan menghadapi keadaan yang sedang menghimpit. Tapi tidak dengan keikhlasan. Ikhlas adalah rasa menerima, tabah, dan rela tanpa rasa keterpaksaan. Yang pada kenyataannya begitu sulit untuk dijalani.

Rasanya tak mungkin memaksa untuk tetap tinggal…Setiap orang mempunyai tujuannya masing-masing. Mengikhlaskan mereka yang pergi dan menyambut mereka yang ikhlas menjadikan kita sebagai tujuannya. Perempuan harus bisa membalut lukanya sendiri, menyembuhkannya lantas tersenyum dan membuat orang lain tersenyum :) Tak usah pedulikan ribuan duri yang menancap, tak usah menghitung berapa sisa kekuatanmu di dunia ini...Inilah pentingnya belajar  tidak peduli!

Ya Allah Engkau yang Maha kaya, Yang Maha memiliki segala sesuatu di dunia ini. Engkau yang memberi, Engkau juga yang berhak mengambilnya kembali. Maka berkahilah apa yang aku miliki saat ini.

And today . . .
I learn to appreciate your effort
Many things that you sacrifice for me
Whether your times and your energies
Always be my side in all conditions
Trying to understand my desire although I really hard to be understand
You have to know… I will .. I will learn to………………………

Tuhan…aku percaya apapun rencanamu itu pasti yang terbaik.


Jumat, 20 Juni 2014

Andai waktu berhenti di detik ini

Diposting oleh Unknown di 21.29 0 komentar
Akhirnya penantian panjang itu menemui ujungnya. Setelah sekian lama timbul tenggelam di samudra perasaan yang tak bertepi. Menuai rindu yang tak berkesudahan, tersangkut dalam ranting penantianku. Ahh…ini hanya sekedar ketidakwarasanku saja menjalani hidup. Namun rasa itu masih tetap sama seperti dulu, tak pernah berubah.  Aku bahagia, bahagia pernah mengenalmu sebagai temanku, sahabatku, kesayanganku J

Akhirnya…
Terimakasih telah sudi merangkul rinduku begitu erat..
Meramaikan suasana hati yang telah sekian lama sepi..

Tik tok tik tok
*Bingung meh nulis opo L
Yang jelas aku merasa menjadi teman yang paling bodoh. Aku tak tau apapun yang terjadi denganmu belakangan ini. Maaf jika harus berbisik lirih... "Semoga km bahagia dan sehat selalu"


Andai waktu berhenti di detik ini


Senin, 25 November 2013

Happy teacher's day

Diposting oleh Unknown di 07.57 0 komentar
Tetap ada sebuah pengharapan di balik semua keterbatasan diri. Ini yang telah lama saya yakini dan akan coba saya buktikan suatu saat nanti. Berhenti mengutuk ketidakberdayaan diri dan mencoba membangun mimpi. Mimpi yang sebenarnya telah di tiupkan semesta kepada kita. Tinggal bagaimana kita menerjemahkan tanda tanda yang Tuhan berikan sebagai garis hidup kita.
Menjadi guru bukanlah cita-cita saya. Yang ada di pikiran saya tentang profesi guru adalah profesi yang gajinya sedikit dan harus berjuang dengan sangat lama untuk mendapatkan kesejahteraan. Terlebih lagi di masa-masa pertama saya mengajar saya bekerja di sekolah yang kurang baik dari segi input siswa maupun fasilitasnya. Sering pula di sebut sekolah anak buangan. Kenapa begitu? Karena biasanya anak-anak yang nakal atau bodoh tidak diterima di sekolah negri atau sekolah yang baik, mereka memilih sekolah “ini” sebagai alternative terakhir. Bisa di bayangkan betapa stress nya saya waktu itu.
Namun ada hal yang membuka pikiran serta hatiku saat ini. Selama perjalanan dari rumah ke sekolah secara tidak sengaja  saya sering sekali bertemu dengan bapak cacat yang mengandalkan kursi rodanya untuk tetap beraktifitas. Terkadang saya jumpai beliau sendiri mengayuh kursi roda dengan tangannya. Terkadang pula terlihat beliau sedang mengantarkan putranya yang masih kanak-kanak ke sekolah, iya…tentu saja dengan kursi roda. Tapi beliau begitu bersemangat mengantarkan putranya bersekolah. Yang lebih membuat hati saya trenyuh adalah ketika melihat bapak cacat tersebut sedang bersama istrinya yang ternyata juga seorang penyandang cacat. Mereka berdua bahu-membahu bergantian mengayuh kursi rodanya.
Lantas apa yang saya dapatkan dari kejadian tersebut? Dan apa pula hubungan dengan profesi saya sebagai guru? Tentu saja semua ada korelasinya. Saya malu ketika saya terus mengeluhkan keadaan saya. Betapa lebih beruntungnya saya di bandingkan dengan bapak cacat itu. Namun kegigihan dan upayanya menyekolahkan anaknya sungguh luar biasa. Dan saya sebagai guru harus bisa mengajar anak-anak yang telah di amahkan para orang tua dengan sebaik-baiknya. Karena di pundak anak-anak tersebut doa dan harapan orang tua di gantungkan.
 Saya banyak belajar dari bapak cacat untuk selalu positif menjalani hidup. Tidak penting apa yang kita dapatkan, tapi apa yang sudah kita berikan untuk orang lain. Meskipun mereka anak-anak yang tergolong disabilities tp saya yakin mereka akan menjadi lebih baik apabila mendapat pendidikan yang terbaik pula.
Akhirnya…mimpi saya saat ini adalah memotivasi anak-anak didik saya untuk terus belajar dan menghargai sesamanya.  Seperti apapun kekurangan mereka itu adalah ladang ibadah bagi saya ketika saya mampu terus mengajari mereka dengan penuh sabar dan kasih sayang…..
HAPPY TEACHER’S DAY  J

Semoga setiap tetesan keringat menjadi amal ibadah kita sebagai seorang pendidik. Amiiinn… Always do the best ……….
 

Template Copy by Blogger Templates | BERITA'KU |MASTER SEO |FREE BLOG TEMPLATES