Hidup ini seperti melipat kertas origami yang
beraneka warna. Kertas hanyalah hal yang sederhana, namun hal yang sederhana
bila diperlakukan dengan baik dan penuh cinta akan menjadi hal yang istimewa
dalam hidup. Namun sebaliknya, kertas hanyanya kertas biasa yang kosong dan tak
bernilai jika kita membiarkannya.
Setelah sekian lama tertidur dalam kesia-sian,
saat ini aku berusaha bangun dan mulai meluruskan lembaran-lembaran hidupku
yang telah lama kusut, perlahan melipatnya kembali menjadi bagian yang
mempunyai makna.
Tak mudah memang merapikan lembaran2 rasa yang
sudah terlanjur kusut karena kuatnya genggamanmu dulu. Genggaman yang tak
bertanggungjawab. Melepas tanpa ada kata selamat tinggal, kemudian hadir lagi
tanpa ada salam permisi. Who do you think you are? Untuk kali ini saja, kumohon
tolong kesampingkan egomu…teruslah berjalan kedepan, jangan hiraukan aku
dibelakangmu. Aku memang sengaja memelankan langkahku untuk melihatmu perlahan
menghilang disapu jarak.
Aku sadar sesadar sadarnya, bahwa rasamu adalah
rasamu dan rasaku adalah rasaku. Kamu ataupun aku bahkan tak berhak untuk
saling memaksa.
Tanpa bermaksud menyalahkanmu atau siapapun atas
apa yang telah terjadi dalam hidupku dan atas apa yang membuatku lelah untuk
berlari mencapai tujuanku, aku memaafkan. Semoga hilang bebanku karena aku
yakin Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.
“kamu” aku tak mau mencampuri rasamu lagi !!